Sejak 25 Nopember 2010 sekaligus dengan
melacak jejak Kerajaan (Ketumenggungan) Talaga, juga sejarah Kabupaten
Majalengka dan (sebelumnya) Kabupaten Maja. Tadinya masih ragu-ragu
dengan keberadaan Kabupaten Maja dan Sindangkasih versus Majalengka.
Dengan pelacakan itu, yakin seyakin-yakinnya (berdasarkan fakta sejarah)
apa yang saya gali benar adanya, yakni bahwa Kabupaten Majalengka baru
ada sejak adanya Kabupaten Maja (1819). Perubahan Kabupaten Maja menjadi
Kabupaten Majalengka (1840) sekaligus pula mengukuhkan keyakinan tidak
ada perubahan nama Kerajaan Sindangkasih menjadi Kerajaan Majalengka
(zaman Pangeran Muhammad). Juga bahwa kota Majalengka baru ada sejak ibu
kota Kabupaten Maja dipindahkan dari Maja ke bagian wilayah
Sindangkasih, serempak dengan penamaan wilayah Sindangkasih tersebut
(khusus yang jadi ibu kota) dengan nama Majalengka seperti nama
kabupatennya. Nama “maja lengka” berasal dari nama kuno yang dipakai
(sinonim) untuk menyebut “maja pahit” atau “maja langu.” Maja lengka
artinya maja pahit, buah maja yang pahit, karena ada juga buah maja yang
manis (maja legi). Lengkit (leng dalam lengkap) artinya sama dengan
pahit atau langu. Maja yang pahit itu berenuk (Crescentia cujete). Maja yang manis (maja legi atau maja batu atau Aegle marmelos)
bisa dimakan dijadikan sirup, maja yang pahit (berenuk) tidak bisa
dimakan, tapi biasa digunakan untuk obat malaria (sebelum kina ditemukan
Junghuhn).